Di tengah hujan malam, yang menyelimuti kegelapan malam.
Diatas tanah dan dibawah rembulan yang menerangi, aku menulis
semua ini.
Ada atau tidak adanya bintang bagiku sama saja, Jika setelah
hujan aku dapat melihat
Pelangi pasti rasanya sangat menyenangkan
Melihat warnanya yang cantik dan berbagai warna yang
menenangkan jiwa.
Sebilah pisau yang datang kepadaku, menancapakannya dihatiku
tanpa aku sadari, membuatku tersiksa. Sakit rasanya merasakan semua ini.
Sebuah senyuman palsu adalah kenyataan topeng, palsu yang
hanya ditutupi oleh kenyataan
Yang sebenarnya adalah sebuah kepahitan buatku.
Kerinduan yang aku rasakan hanya penyiksaan tersendiri
buatku, buat apa aku merindukan seseorang yang tak pernah merindukanku?
Rembulan dan hujan pun tau, bagaimana keadaan hatiku saat
ini.
Walau tak tergambarkan, aku hanya bisa menulisnya, berdiam
layaknya patung dan bergerak sesuai hatiku.
Keinginan hatiku untuk menghubungimu pun aku lupakan
sejenak.
Meski bayanganmu menghantuiku dan terus muncul dimana pun
aku berada dan melakukan apapun yang aku kerjakan.
Aku hanya butuh waktu, untuk mengobati luka akibat goresan
yang kau berikan, memang bagimu sederhana, membuat aku tersiksa sedikit demi
sedikit karena sikapmu itu.
Mungkin akan butuh waktu lama aku sembuh akan semua ini, tak
bisa secepat membalikkan telapak tangan maka semua akan terselesaikan kesedihanku
ini.
Aku akan berdosa jika aku mengatakan semua ini baik-baik
saja.
Aku hanya harus menghadapi kenyataan, kenyataan yang
sebenarnya membuat hatiku teriris.
Tuhan..
Dapatkah aku merasakan hujan dan hangatnya rembulan seperti
sekarang?
Aku hanya menyakini diriku, mengganggap semua ini tak
terjadi, Tapi apa boleh buat?
Semuanya terjadi begitu saja tak sesuai keingginan,.
Sekarang hanya hujan dan bulan yang menemaniku saat ini,
yang mendengar jeritan kerinduanku kepadamu, mendengar jeritan kesakitan yang
kamu buat untukku.
Tuhan, dapatkah aku minta satu hal padamu? Jika boleh aku
hanya minta satu hal agar semua ini terwujud. Tolong, kembalikan kebahagiaanku
seperti dulu, dimana ada tawa tanpa adanya kesedihan seperti sekarang.Senyumanku,
tawaku dan semuanya yang dulu pernah ada, sebelum kedatangannya merusak
duniaku.
Bisakah aku mendapatkannya lagi Tuhan? Aku berharap iya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar