Aku hanya berpikir bahwa kamu sudah melupakannya, ternyata
dia masih membayangi hatimu
Relung hatimu bahkan masih terukir namanya, Dimatamu masih
terlihat sosoknya. Hatimu, pikiranmu dan bahkan waktumu hanya untuknya.
Saat bersamaku pun kamu hanya memakai tubuhmu tapi tidak
untuk hatimu, ya aku tau kamu memang masih menyayangi, dan belum bisa
melupakannya.
Someone...
Kapan kamu membuka hatimu untukku? Melihat aku secara nyata
yang jelas-jelas sudah menunggu jawaban hatimu.
Apakah aku tidak boleh memasuki hatimu yang kosong itu? oh
iya aku sampai lupa kalau hatimu tidak kosong, hatimu masih terisi namanya.
Tak bisakah aku masuk dan diperbolehkan mengukir namaku
dihatimu?
Aku ingin mengukirnya tapi tidak dengan benda tajam atau
semacamnya, aku hanya ingin mengukirnya dengan sebuah kasih sayang, pengertian,
dan pemahaman akan dirimu.
Itu pun kalau dirimu masih mempersilahkan aku masuk
dihatimu? Tapi kalau tidak? Aku hanya bisa mundur perlahan.
Ya walaupun menyakitkan diawal, aku hanya bisa berdoa agar
kamu bahagia. Agar kamu mendapatkan hatimu sesuai nama yang terukir dihatimu
itu.
sekarang aku paham, kamu hanya mengganggap aku teman, hanya
teman dan tidak melebihi itu.
Seorang teman yang tak akan pernah bisa menjadi kekasih,
jika aku berandai-andai memilikimu mungkin aku sedang mimpi dan belum terbangun
dari tidurku.
Aku memang pandai membuat kata-kata bahkan sampai kamulah
yang menjadi bagian dari kata-kataku.
Aku bisa menguasai puisi namun aku paling tidak bisa
memahami cinta, cinta yang tak akan dapat aku kuasai.
Dan lagi lagi kamu hanya mengganggap aku teman, kapan hatimu
peka terhadapku?
Aku mungkin sudah lelah, lelah menghadapi sikap cuekmu, tapi
mau bagaimana? Sikap cuekmu yang membuat nyaliku tertantang.
Hebat kalau aku bisa memiliki hatimu, bahkan lebih hebat lagi
jika aku menjadi milikmu.
Kamu adalah mimpiku, begitu sempurna jika mimpiku semuanya
menjadi kenyataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar