Apakah kamu masih mengingat tanggal ini? Ketika pertama kali
aku mengirimi sebuah pesan facebook kepadamu.
Kata pertama yang aku keluarkan saat itu adalah, “apakah
kamu bisa seperti yang aku katakan tadi?”
Dulu pada saat tanggal itu, aku belum mempunyai perasaan
spesial terhadapmu.
kamu yang dulu aku anggap hanyalah teman tempatku berbagi
tawa.
Sekarang Semua terasa berubah seiring hatiku bergeser
karenamu, aku bahkan tak ingat kapan pertama kali hatiku berdetak kencang saat
aku mengirimimu pesan singkat itu.
Kapan hatiku terpaku melihat pesonamu, yang membuatku
tersenyum.
Awal pesan yang menghantarkan aku pada perasaan seperti
sekarang, dulu aku tak berharap apapun kepadamu.
Karena kamu dulu anggap teman, bukan sebagai kekasih yang
aku ingini seperti sekarang.
Dari dulu sampai sekarang, kamu selalu menutup matamu
untukku, dan ingin melihatku namun takut terbaca perasaanmu terhadapku.
Aku manusia yang mendobrak perasaanmu dengan cepat,
menggantikan posisinya di hatimu dengan namaku.
Bahkan sampai aku bingung, mengapa aku bisa mencintaimu saat aku mendengar
batinmu berkata bahwa kamu mencintaiku. Apakah ini sebuah jawaban atas ucapan
yang kamu keluarkan dihatimu?
Mungkin memang benar, tapi aku tak tau sebenarnya.Aku hanya
mengetahui satu hal, karenamu aku berubah drastis.
Kamu menyentuh setiap jemari hatiku, membuatnya berwarna dan
melelehkan sifat kerasku terhadapmu.
Kamu seperti racun yang mengobatiku secara perlahan,
membuang jauh-jauh ingatan orang yang dulu aku cintai.
Ketika aku terluka akan perasaanku, kamu mengobatinya dengan
sifat lembutmu terhadapku.
Aku baru sadar kita hanya berbeda sedikit, ya mungkin
sedikit yang terlihat dimataku.
Kamu dan aku sama-sama mempunya agama yang seiman, bahkan
tempat beribadah pun kamu sama sepertiku.
Saat hari Minggu tiba, sebuah keinginan pasti akan muncul
dalam benakku, aku ingin pergi beribadah denganmu.
Tapi mengapa? Setiap keinginanku tak menjadi kenyataan.
Mungkin Tuhan belum mengijinkan aku pergi beribadah denganmu saat kini.
Tuhan memang sudah melaksanakan apa mauku, tapi kita hanya
bertemu tak bertegur sapa dan sama seperti biasa kamu hanya menatapku ketika
aku sudah pergi jauh.
Tuhan memang dahsyat membuat rencana yang begitu indah,
sehingga sampai sekarang aku tetap pada
hatiku yaitu mempertahankanmu sebagai orang yang aku sayangi.
Walau kamu melukaiku baik sadar maupun tak sadar, aku tau
semua ini adalah proses.
Karena tanpa proses pahit maka tidak akan ada yang namanya
proses manis, yaitu sebuah hasil dari perjuangan.
Aku sekarang hanya memperjuangkanmu, bertahan walau badai
menerpa untuk menggoyahkan niatku .
ketika hatiku terpuruk akan sulitnya mendapatkanmu, aku
hanya ingat saat pertama kali kamu mengeluarkan tatapan mata yang begitu sangat
dahsyat merobohkan dinding hatiku, menggantinya sesuai keinginanmu.
Saat itu adalah hal terindah dalam hidupku, menatapmu untuk
pertama kalinya walau saat itu aku belum mempunyai perasaan apapun terhadapmu.
Setiap malam aku merenungkan berdoa pada yang Maha Kuasa
agar aku dapat menjadi milikkmu, bertemu denganmu dan menatap wajahmu sama
seperti dulu aku menatapmu. ya walaupun aku tau doaku akan terkabul atau tidak
tapi semua ini adalah kepercayaan.
Kamu yang membawaku pada perasaan seperti ini, yaitu sebuah “Cinta”,
cinta yang aku belum ketahui darimana asalnya dan bagaimana alasannya.
Perasaan seperti ini memang membuatku bingung , tapi begitu
mengasyikan saat aku memulainya.
Saat aku mulai memahami perasaanmu kepadaku, kamu mulai
menjauh.
Entah apa salahku padamu, aku mungkin pernah melakukan
kesalahan yang tak aku mengerti.
bisakah kamu tak berjauhan denganku?
Kamu memang bisa menjaga hatimu agar semua orang tak tau
perasaanmu, tapi aku tak bisa.
Walau aku mencoba semua hal ini, bagiku semua sama saja
merobek dan melukai hatiku secara perlahan.
Tanggal 23 Desember adalah hari dimana aku mengawali cintaku
denganmu walaupun aku belum mengetahuinya dan baru mengetahuinya sekarang.
Untuk kamu pujaan
hatiku saat ini
aku hanya berharap agar kamu
tak melupakanku
Sama seperti aku tak ingin melupakanmuDan tanggal 23 Desember 2012
adalah
Hari dimana hatiku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar