Awalnya aku tak tau harus bagaimana menanggapi hari Senin
yang bagi anak sekolah adalah hari Paling menakutkan.
Aku menjalani aktifitasku seperti biasa, bangun pukul 5 pagi
dan berangkat pukul 06.15 pagi.
Tepat pukul 7 kurang 15 menit aku sampai dimana aku menimba
ilmu dan belajar segalanya, menemukan teman yang mampu menerimaku apa adanya
tanpa ada paksaan sedikitpun semuanya aku temukan di sebuah tempat yang bernama
“Sekolah”.
Ketika akan menaiki tangga, aku melihat sosok adek kelas
perempuan yang pernah diceritakan oleh dia , ku pandangi wajahnya dari jarak
jauh sampai-sampai adek kelas perempuan itu melihat ku kembali.
Tak lama kemudian aku menaiki tangga dan menuju ke kelas,
setelah sampai pada lantai 2 arah toilet perempuan pun ku lihat, tiba-tiba ada
teman yang menegurku dan memanggil namaku yang aku kira siapa ternyata temanku
bernama Tiwi.
Tiwi mengarahkan senyum manisnya ke diriku dan tak lupa aku membalasnya juga dengan senyumanku.
Tiwi mengarahkan senyum manisnya ke diriku dan tak lupa aku membalasnya juga dengan senyumanku.
Setelah bertegur sapa, aku melanjutkan ke arah kelas, yap
seperti biasa sebelum aku menuju ke kelas dimana aku belajar, aku selalu
melihat ke arah kelas-Nya.
Kelas yang selama aku menyukainya selalu ku takuti jika aku
melewati kelas tersebut, entah karena apa, aku tak ingin melihat sosok yang
membuat jantungku berdebar seakan ingin lepas dari tubuhku.
Tapi bukan berarti aku tak ingin bertemu dengannya, hanya
saja setiap melewati kelas itu aku ingin seperti memanggil namanya.
Tak ingin berlama-lama takut aku di curigai aku pun
melanjutkan langkah kakiku menuju kelas, setelah sampai ku lihat teman-temanku
sedang asik mengobrol, entah mengobrol apa aku tak tau.
Ku lihat suasana kelas yang sepi, hanya ada temanku Steven
dan teman-teman yang satu deretan sebangku denganku.
“Hai” seperti biasa aku selalu menyapa teman-temanku dengan
sangat ramai, sampai-sampai mereka terkadang kesal mendengar keramaianku
menyapa mereka.
Setelah aku menyapa teman-teman, ku lanjutkan dengan
mendengar musik tak lupa juga headset yang selalu ku bawa ku pakai juga.
15 menit berlalu, bel berbunyi dan pelajaran pun dimulai ,
dengan berat hati hari pertama setelah hari Minggu harus ku jalani kembali, ya
mau tak mau harus tetap jalani.
Pelajaran pertamaku hari Senin adalah Bahasa Indonesia, ya bahasa Negriku sendiri, Ibu Maria pun memasuki ruang kelasku dan semua anak memberi sambutan hormat dengan memberikan salam selamat pagi untuknya.
Ibu Maria memberikan materi pelajaran, sambil belajar ia
selalu bercerita dan mengingatkan kami semua yaitu sebuah “FOTO”, yap foto yang
harus kami bawa agar raport kami dapat ditulis data-datanya.
Mungkin Ibu Wali Kelasku ini sudah hampir lelah mengingatkan
kami semua untuk membawa foto, ya lelah sudah pasti karena hampir dari semester
1 ia mengingatkan kami untuk membawa foto.
Tapi mau bagaimana, bagi kelasku membawa itu bagaikan
membawa barang yang benar-benar berat sehingga tidak pernah dibawa, padahal
foto yang harus dibawa hanya 2 lembar dengan ukuran 2X2 dengan menggunakan
seragam sekolah.
Bayangkan betapa malasnya kelas kami untuk membawa foto itu,
bukan tak mau dibawa hanya saja penundaan untuk membawa dan rasa malas yang
melanda menambah lengkap semuanya hanya untuk membawa sebuah foto.
Dan besok Selasa adalah hari terakhir membawa foto, ya kita
lihat saja apakah ada yang membawa foto seperti permintaan Wali Kelasku itu,
atau tidak ada yang membawa sama sekali dan seperti biasa penundaan dan
kemalasan muncul.
Bel pun berbunyi dan pelajaran Bahasa Indonesia sudah
berakhir, dan harus dilanjutkan dengan Pelajaran berikutnya yaitu Sosiologi.
Ibu Maria keluar kelas untuk mengisi kelas berikutnya.
Pelajaran Sosiologi pun dimulai.
Ibu Etty membahas
soal-soal Ujian Tengah Semester yang kemarin di ujiankan.
Setelah selesai membahas soal bel istirahat pertama berbunyi.
Semua anak pergi ke kantin SMA, tapi tak terkecuali Aku,
Ivania, Tiwi, dan Nancy.
Kami ber empat memilih pergi ke kantin atas untuk makan nasi
uduk langganan kami untuk mengisi perut kami yang sudah dari tadi lapar.
Istirahat pertama aku tak bertemu dengannya, ya mungkin
Tuhan akan mengijinkan untuk aku bersabar.
Sekarang memang aku ingin menghindar darinya, bukan tak mau
bertemu, tapi aku hanya ingin lihat apakah reaksinya jika aku bertemu
dengannya.
setelah habis mengisi perut,
kami menuju kelas dan pelajaran berikutnya dimulai.
saat itu suasana kelas sedang ramai, anak-anak pada asik
mengobrol, tak lama kemudian guru BK memasuki kelas dan semua anak memberi
salam.
Guru BK memberikan informasi penting soal
pekerjaan-pekerjaan dan menyuruh kami berdiskusi dengan teman sebangku apa yang
akan dilakukan setelah lulus SMA.
Aku pikir ini adalah hal menarik, sambil aku bertanya pada
Sri apa yang akan dilakukan olehnya setelah lulus SMA.
Hampir 30 menit diskusi aku dan Sri belum kelar-kelar juga
bahkan sampai bel berbunyi.
Setelah pelajaran BK selesai lalu dilanjutkan dengan
pelajaran Sejarah .
Kami pun diberikan tugas oleh Bu Noor untuk mengerjakan
soal-soal Ujian Tengah Semester yang harus dikerjakan dengan cara essai.
Kringg... Bel kedua istirahat berbunyi.
Temanku mengajakku untuk membeli air minum di kantin, ah
sebenarnya aku malas untuk pergi kesana, karena pasti aku akan bertemu
dengannya.
Tapi mau bagaimana lagi, daripada temanku ngambek karena tak
mau aku temani lebih baik, aku ikut saja menemaninya membeli air minum.
Dan ternyata benar, sebelum aku menuju ke kantin aku
berpapasan dengannya .
Jantungku berdetak lebih kencang saat itu, ingin tersenyum
tapi malu, ingin pergi tapi masih ingin melihat wajahnya.
Aku pun berhenti sejenak menatapnya sebentar lalu pergi
menuju kantin, sambil berjalan menuju kantin aku tersenyum mengingat
pertemuanku dengannya tadi. Seandainya aku bisa lebih lama menatapnya, ah
pikiran khayal ku muncul lagi.
Setelah selesai membeli air minum, aku dan temanku menuju
kelas.
Entah mengapa aku ingat akan apa yang aku rencanakan, aku
pun menyuruhku temanku untuk ditangga saja sampai istirahat berbunyi.
Bel istirahat kedua berbunyi tanda pelajaran akan dimulai,
aku dan teman-temanku masih berada ditangga.
Sedang asik mengobrol membicarakan orang yang disukai oleh
Nancy sambil tertawa-tawa.
Tiba-tiba dia datang melewati tangga dan melihat ke arahku
lalu menuju ke kelasnya, ah aku bertemu lagi dengannya.
Padahal aku sudah mengindar darinya agar tak bertemu, tapi
dia lewat dan memandangku dengan tatapan itu.
Bagaimana bisa seperti diluar rencana begini sih.
Setelah melihatnya aku dan temanku kembali ke kelas, dan
pelajaran dimulai.
Aku menyelesaikan tugasku yang diberikan guru Sejarah, sibuk
mencari jawaban di buku catatan,
Secara tiba-tiba wajahnya yang tadi ku temui terlintas di benakku.
Konsentrasiku pun menjadi buyar, lalu aku memukul kepalaku
agar wajahnya tak terbayang di mataki dan pikiranku.
Sejenak aku bisa menghilangkan wajahnya dan melanjutkan
tugasku, tapi saat sebelum doa, wajah itu melintas lagi.
Dia seperti hantu buatku, datang tanpa diperkirakan dan
pergi begitu saja dengan sejuta tanda tanya.
Saat doa pulang dan
sampai bel pulang wajahnya tetap menghantui pikiranku.
Ketika bel berbunyi, aku segera menarik tangan temanku agar
segera pulang, dan aku berhasil, Saat pulang aku tak bertemu dengannya.
sampai dirumah, ku baringkan tubuh yang lelah ini menuju
kasur untuk istirahat.
makan siang pun ku lewatkan, agar aku dapat istirahat lama.
Jam 5 sore aku bangun dan mengambil headset untuk
mendengarkan musik, saat itu pulsaku sedang habis dan belum sempat isi pulsa.
Pulsa tak ada banyak yang mengirimiku sms, disaat pulsa ada
hanya sedikit yang mengirimiku sms.
Sengaja aku tak membalas sms dari teman-temanku, entah
karena malas atau memang aku malas isi pulsa.
Aku melirik jam dinding kamarku, dan ternyata sudah jam 6.
Aku menuju kamar mandi dan setelah selesai aku sih berencana
untuk isi pulsa, ya sekedar online aja.
Selesai mandi, aku berjalan menuju konter pulsa dekat
rumahku, dan tak lama kemudian ku nyalakan paket internetan dan siap untuk
online.
Entah kenapa tiba-tiba aku merasakan sakit di dada dan air
mataku seakan ingin menangis.
Tapi aku tak tau apa penyebabnya, lalu ku buka sebuah situs dan menemukan sesuatu.
Ya sesuatu yang benar membuat hati ini seakan teriris-iris,
ku usapkan tanganku dengan lembut di dada, agar aku lebih tabah melihatnya.
Ku baca semua yang ku lihat, tak terasa aku benar-benar
menangis dan terasa seperti dadaku yang sangat sakit.
Sakit melihat apa yang di tulis oleh seorang perempuan, aku
berusaha menahan sakit ini.
menahan semuanya, mencoba tersenyum disaat aku menangis, mencoba tertawa dan menganggap apa yang aku lihat tadi hanya sebuah mimpi buruk.
menahan semuanya, mencoba tersenyum disaat aku menangis, mencoba tertawa dan menganggap apa yang aku lihat tadi hanya sebuah mimpi buruk.
Perasaan apa ini, mengapa aku menangis? Bukankah aku harus
bahagia?
Karena pada akhirnya dia menemukan orang yang benar-benar
dapat membuatnya nyaman.
Seharusnya aku berterima kasih pada perempuan itu, karena
dia sudah berbaik hati menulis pengalaman bersama orang yang aku sukai.
Mencoba tegar namun sulit tapi harus ku jalani itulah
gambaran saat aku melihat semua tulisan itu.
Perempuan itu sedang bahagia, sampai-sampai baginya orang
yang aku sukai adalah malaikat yang turun dari surga untuk menemaninya
berbicara sesuai dengan tulisannya.
Entah apa yang aku rasakan saat ini, ingin menangis sudah
pasti sangat kecewa sudah tentu.
aku pun termenung “apakah aku hanya angin buatnya? Lalu buat
apa tatapannya tadi terhadapku? Buat apa aku memikirkan orang yang jelas-jelas
sedang bahagia sekarang bersama orang baru yang ada dihatinya?” sudahlah aku tak
perlu mengingat semua ini.
Ini hanya membuat hatiku semakin sakit, semakit menderita
jika aku mengenangnya.
Tapi apakah aku harus melupakannya setelah kejadian itu?
tidak..
Hatiku belum sanggup atas semua itu, tapi akan ku pastikaan
semua itu akan terjadi walaupun agak lama dan menambah rasa sakit hatiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar