Hai buku yang sudah berdebu, sudah lama aku mengabaikanmu..
Tak menyentuhmu dengan jemari tanganku, tak menuliskan
kata-kata cinta untuknya lagi..
Waktu itu aku rajin mengisi dirimu dengan kata-kata
galauanku setiap hari dengannya, setiap hari
Pasti aku takkan absen untuk mengisi dirimu yang tadinya
putih halus dengan lembaran cantik berwarna pink.
Kau yang mulus bersih tiba-tiba ku tulis dengan tintaku yang
berwarna biru terkadang hitam, apakah kau tak kesal denganku? mungkin iya
mungkin juga tidak.
Kau seperti sahabatku diarry, sahabat yang selalu menemaniku
saat duka maupun suka dalam diriku..
Bentukmu yang lucu membuatmu gampang dibawa kemana-mana
olehku..
Kau tak bisa bicara, tapi kau selalu mendengarkan keluh
kesahku saatku sedih, kau itu selalu sabar dan selalu tau apa yang dapat ku
rasakan..
Mungkin kau sudah bosan dulu karena setiap saat dirimu
selalu ku bawa kemana-mana..
Bentukmu yang mungil dan cantik membuatku terpesona
padamu, aku lupa saat dimana pertemuan
kita dulu.
Pertemuan yang membuat aku merasa bahagia karena mendapat
sahabat tempat curahan hatiku.
Sejak itulah kita menjadi sahabat..
Tanpa proses berkenalan kita menjadi sahabat yang sudah lama
sekali, terkadang aku marah pada diriku sendiri.
Hei diarry yang selalu menemaniku, mengapa dirimu selalu
mendengarkan aku sedangkan aku tak pernah mendengarkanmu.
kayalan bodohku
muncul tiba-tiba hufftt..
Mana mungkin sebuah diarry bisa berbicara dan mengungkapkan
isi hatinya, walaupun kau cuma barang yang harganya cukup murah, tapi bagiku
kau adalah sahabat pertama yang selalu menemaniku dan sangat berharga lebih
dari sebuah permata, intan, emas, perak dll.
Mungkin seandainya kau bisa bicara padaku, maka pasti kau
akan teriak keras kepadaku.
“ mengapa aku selalu kau butuhkan dan kau tak pernah
mendengarkan apa yang ku mau” .
Aku bisa dikatakan egois, karena hanya kau lah yang
mendengarkan, sedangkan aku tidak.
Maafkan aku diarryku tersayang, tanpa pikir panjang kau ku
ganti dengan sebuah diarry baru hanya karena kertas yang curhat yang ada di
dalammu sudah penuh. Aku tak menyadari selama ini kaulah yang setia menemaniku,
meskipun kertas yang ada pada wujudmu sudah penuh terisi oleh curhatanku selama
ini tapi aku sadar dirimu tak akan pernah habis mendengarkan curhatanku.
Terima kasih wahai diarry yang setia menemaniku selama ini,
meskipun kau sempat menghilang entah kemana. Tapi saat menemukanmu rasa paling
bahagiaku muncul karena aku telah mendapatkan sahabatku kembali.
With love my diary spesial :*
Karya : Maria Larastinada MP
Tanggal: 18 Oktober 2012
Jam : 18: 00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar